Viral 90 + 6 = 99 – Netizen Dunia Juga Soroti Wasit, Ini Aturan FIFA Soal Tambahan Waktu

373
Perjalanan panjang Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026. (Dok. PSSI)

Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 menyisakan kekecewaan bagi kita semua.

Keputusan wasit Ahmed Al-Kaf yang memperpanjang waktu tambahan hingga menit ke-99 menjadi pemicu utama protes besar dari Timnas Indonesia.

Gol penyama kedudukan Bahrain yang tercipta di menit 90+9 memaksa Indonesia harus puas dengan hasil imbang 2-2. Padahal, Timnas Indonesia sudah unggul 2-1 hingga

memasuki waktu tambahan.

Tambahan waktu yang diberikan seharusnya hanya enam menit, tetapi wasit memperpanjangnya hingga tiga menit lebih, yang kemudian menimbulkan istilah viral “90+6=99”

di dunia maya.

FIFA sebagai badan sepak bola tertinggi dunia telah menetapkan regulasi yang jelas mengenai durasi pertandingan dan aturan tambahan waktu. Berdasarkan Laws of the

Game musim 2024/2025 yang dirilis oleh International Football Association Board (IFAB), terdapat beberapa faktor yang memperbolehkan wasit untuk menambah waktu

permainan, seperti yang terjadi dalam laga Indonesia melawan Bahrain.

Aturan mengenai tambahan waktu tertuang dalam bagian The Duration of the Match di halaman 83 nomor 7 poin 3. Dalam aturan tersebut, wasit memang memiliki wewenang

untuk memberikan tambahan waktu yang sesuai dengan jumlah waktu yang hilang selama pertandingan berlangsung.

Penambahan ini dapat mencakup waktu yang terbuang akibat pergantian pemain, cedera, buang-buang waktu, kartu sanksi, penghentian medis, perayaan gol, atau bahkan

intervensi VAR.

Pada laga Indonesia versus Bahrain, terdapat banyak momen yang menyebabkan terbuangnya waktu pertandingan. Wasit Ahmed Al-Kaf memutuskan untuk menambah enam

BACA JUGA:  Piala Dunia Sepakbola Mini 2025, Timnas Indonesia Lawan Kosta Rika Besok Sore

menit waktu tambahan di akhir babak kedua.

Namun, kontroversi muncul ketika waktu tambahan tersebut terus diperpanjang hingga pertandingan berlangsung sampai menit ke-99.

Tindakan wasit yang dianggap merugikan Timnas Indonesia ini membuat publik sepak bola Indonesia, termasuk federasi PSSI, merasa tidak puas. Manajer Timnas, Sumardji,

bahkan harus menerima kartu merah akibat memprotes keputusan wasit secara keras di lapangan.

Di sisi lain, pelatih Shin Tae Yong dalam konferensi pers seusai pertandingan menyatakan bahwa kepemimpinan wasit perlu ditinjau lebih jauh jika sepak bola Asia ingin

semakin maju.

PSSI sebagai federasi yang menaungi Timnas Indonesia pun tidak tinggal diam. Mereka berencana mengirim surat resmi kepada AFC dan FIFA untuk meminta peninjauan

ulang terhadap kinerja wasit di pertandingan tersebut.

Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa peraturan dijalankan dengan adil dan Timnas Indonesia mendapatkan keadilan yang layak.

Meskipun FIFA telah memberikan penjelasan melalui aturan mereka mengenai tambahan waktu, banyak pihak merasa bahwa wasit Ahmed Al-Kaf telah membuat keputusan

yang kurang tepat dengan memperpanjang pertandingan secara signifikan di luar waktu tambahan yang ditetapkan.

Bahkan di aturan FIFA disebutkan bahwa wasit memiliki hak untuk menambah waktu, tetapi tidak boleh mengurangi waktu yang telah diumumkan.

Sebagian besar publik dan pengamat sepak bola menganggap bahwa insiden ini merusak semangat fair play yang seharusnya dijunjung tinggi dalam kompetisi internasional.

BACA JUGA:  Pilu Kapten West Ham United Patah Kaki saat Timnya Dihajar Liverpool 0-5

Dalam kondisi normal, ketika waktu tambahan sudah habis, wasit seharusnya segera meniup peluit panjang untuk mengakhiri pertandingan. Namun, keputusan Al-Kaf

membiarkan permainan terus berlanjut hingga Bahrain berhasil mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-99 membuat banyak pihak mempertanyakan integritas

kepemimpinannya.

Di media sosial, kejadian ini menjadi perbincangan hangat dengan istilah “90+6=99” yang mendunia. Berbagai akun sepak bola internasional ikut mengomentari insiden ini,

termasuk akun @433 yang memiliki jutaan pengikut.

Mereka memposting gambar sindiran dengan nomor punggung Lukaku (90) dan Xavi (6), yang jika dijumlahkan secara salah kaprah menjadi 99. Postingan ini dengan cepat

viral, mengundang reaksi netizen dari seluruh dunia.

Netizen pun ramai mengomentari keputusan wasit, banyak di antaranya menyindir bahwa pertandingan bisa saja terus berlanjut jika Bahrain tidak mencetak gol di menit ke-99.

Salah satu komentar yang viral berbunyi, “Jika Bahrain nggak golin di menit 90+6, mungkin pertandingan akan terus dilanjutkan sampai pagi.”

Tidak hanya suporter Indonesia, para pengamat sepak bola dunia juga menyoroti keputusan kontroversial ini. Mereka menyebut bahwa insiden ini bisa menjadi preseden buruk

bagi kepemimpinan wasit dalam pertandingan internasional.

Keputusan yang dianggap tidak konsisten dan tidak sesuai dengan semangat fair play bisa mencederai integritas sepak bola, khususnya di ajang besar seperti kualifikasi Piala

BACA JUGA:  Aksi Gila Chelsea, Kembali Habiskan Banyak Uang untuk Dapatkan Moises Caicedo

Dunia.

Meski ada aturan FIFA yang memperbolehkan wasit menambah waktu jika ada alasan yang jelas, keputusan memperpanjang hingga menit ke-99 tetap dinilai berlebihan.

Banyak pihak menganggap bahwa wasit Ahmed Al-Kaf seharusnya lebih bijak dalam mengatur waktu tambahan, terutama mengingat betapa pentingnya setiap detik dalam

pertandingan sekelas Kualifikasi Piala Dunia.

Meskipun hasil imbang ini masih memberikan peluang bagi Indonesia untuk melaju ke tahap berikutnya, kekecewaan mendalam tentu dirasakan oleh para pemain dan

suporter.

Harapan besar untuk meraih tiga poin penuh sirna di menit-menit akhir, dan perjuangan mereka terasa sia-sia karena keputusan kontroversial tersebut.

Seiring dengan viralnya isu “90+6=99”, diharapkan ada tindak lanjut dari AFC dan FIFA dalam menanggapi surat protes yang diajukan oleh PSSI. Sepak bola bukan hanya

tentang hasil akhir, tetapi juga tentang keadilan dan integritas yang harus dijaga.

Keputusan wasit yang merugikan satu pihak akan selalu menjadi sorotan dan bisa mencederai kepercayaan terhadap sistem pertandingan itu sendiri.

Kejadian ini akan terus dikenang oleh para pendukung Timnas Indonesia sebagai salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah sepak bola mereka.

Namun, perjuangan belum selesai, dan Timnas Indonesia masih memiliki kesempatan untuk bangkit dan menunjukkan bahwa mereka layak mendapatkan tempat di Piala

Dunia 2026. (jpg)