Laga TImnas Indonesia dan Bahrain, Jumat (11/10) dinihari di Bahrain National Stadium dan membawa dampak signifikan pada ranking FIFA kedua tim.
Pada pertandingan ini, Indonesia tertinggal lebih dulu lewat gol Mohamed Jasim Marhoon pada menit ke-15. Tendangan bebas Marhoon yang menghantam mistar gawang lalu masuk, membuka keunggulan bagi Bahrain setelah pelanggaran yang dilakukan Rafael Struick.
Namun, Timnas Indonesia tidak tinggal diam. Mereka terus berusaha keluar dari tekanan meskipun serangan-serangan awal belum cukup efektif untuk menembus pertahanan Bahrain.
Gol penyeimbang akhirnya lahir di masa injury time babak pertama. Ragnar Oratmangoen memanfaatkan kemelut di depan gawang Bahrain dan mencetak gol yang membuat skor menjadi imbang 1-1. Gol ini memberikan suntikan semangat bagi skuad Garuda yang sempat tertekan di awal pertandingan.
Memasuki babak kedua, pelatih Shin Tae-yong melakukan beberapa pergantian pemain untuk mengubah strategi. Eliano Reijnders dan Rizky Ridho masuk menggantikan Sandy Walsh dan Jordi Amat untuk memperkuat lini pertahanan dan serangan Indonesia.
Perubahan ini terbukti berhasil ketika Rafael Struick mencetak gol kedua bagi Timnas Indonesia pada menit ke-74, membalikkan keadaan menjadi 2-1.
Sayangnya, Indonesia gagal mempertahankan keunggulan mereka hingga akhir laga. Mohamed Jasim Marhoon kembali menjadi momok bagi pertahanan Indonesia dengan mencetak gol penyeimbang pada menit ke-90+9. Gol ini memastikan pertandingan berakhir dengan skor 2-2, dan Indonesia harus puas membawa pulang satu poin dari laga tandang ini.
Meski gagal meraih kemenangan, hasil imbang ini membawa dampak positif bagi posisi Indonesia di ranking FIFA. Setelah pertandingan ini, Timnas Indonesia mendapat tambahan 4,39 poin sehingga total poin mereka menjadi 1128,56.
Hal ini membuat peringkat FIFA Indonesia tetap stabil di posisi 129 dunia, sebuah prestasi yang patut dibanggakan mengingat perjuangan di laga tandang yang berat.
Sebaliknya, bagi Bahrain, hasil imbang ini justru membawa dampak negatif. Tim asuhan Dragan Talajic harus merelakan penurunan peringkat FIFA setelah kehilangan 4,39 poin.
Total poin Bahrain setelah pertandingan ini menjadi 1311,1, yang menyebabkan mereka turun dua peringkat ke posisi 78 dunia. Penurunan ini tentu mengecewakan bagi Bahrain, yang sempat berharap untuk mendongkrak peringkat mereka dengan meraih kemenangan atas Indonesia.
Secara statistik, pertandingan ini menunjukkan bahwa kedua tim bermain cukup seimbang. Bahrain lebih unggul dalam penguasaan bola dengan 55%, sementara Indonesia mencatat 45%. Namun, efektivitas serangan balik Indonesia terbukti lebih tajam, meskipun pada akhirnya kedua tim berbagi poin di akhir laga.
Cedera yang dialami winger Timnas Indonesia, Malik Risaldi, pada menit kedua sempat membuat tim tertekan. Benturan keras dengan kapten Bahrain, Waleed Al-Hayam, membuat Malik harus mendapatkan perawatan cepat di pinggir lapangan. Namun, setelah perawatan singkat, Malik kembali bermain dan terus berkontribusi hingga digantikan oleh Marselino Ferdinan pada menit ke-58.
Pertandingan ini juga diwarnai oleh adu fisik yang keras antara pemain kedua tim. Tekel keras dari Ali Haram kepada Calvin Verdonk pada menit ke-11 memunculkan kartu kuning pertama di laga tersebut. Ketegangan terus terasa sepanjang pertandingan, namun Timnas Indonesia mampu menunjukkan daya juang yang tinggi untuk mempertahankan hasil imbang yang berharga.
Selain penampilan solid dari lini pertahanan yang dikawal Mees Hilgers, Jay Idzes, dan kiper Maarten Paes, Shin Tae-yong juga melakukan rotasi pemain yang cermat. Masuknya Nathan Tjoe-A-On di menit-menit akhir bertujuan untuk menjaga keunggulan, meskipun akhirnya Bahrain berhasil menyamakan kedudukan di detik-detik akhir.
Hasil imbang ini memperkuat posisi Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan tiga poin dari tiga pertandingan, Indonesia masih belum terkalahkan dan terus berjuang untuk meraih tiket ke babak selanjutnya. Perjuangan mereka masih panjang, namun hasil ini menunjukkan bahwa Timnas Indonesia tetap digdaya dan mampu bersaing di kancah internasional.
Peningkatan peringkat FIFA yang stabil setelah laga ini juga menjadi kabar baik bagi skuad Garuda. Perjuangan keras para pemain muda Indonesia, dengan rata-rata usia 26,4 tahun di starting line-up, telah membuahkan hasil yang positif. Di sisi lain, Bahrain yang memiliki skuad dengan rata-rata usia 29,3 tahun di starting line-up justru mengalami penurunan peringkat.
Kegagalan Bahrain meraih kemenangan di kandang sendiri jelas menjadi pukulan telak bagi mereka. Namun, bagi Indonesia, hasil ini menunjukkan bahwa mereka mampu tampil kuat meskipun berstatus sebagai tim tamu. Dengan semangat juang yang tinggi, Timnas Indonesia terus menunjukkan peningkatan di setiap pertandingan.
Pelatih Shin Tae-yong tentu berharap bahwa hasil ini dapat menjadi modal berharga bagi tim untuk melangkah lebih jauh. Performa impresif dari pemain-pemain seperti Ragnar Oratmangoen, Rafael Struick, dan Maarten Paes menunjukkan bahwa Indonesia memiliki skuad yang kompetitif di level internasional.
Kini, tantangan selanjutnya bagi Timnas Indonesia adalah menjaga konsistensi permainan mereka di laga-laga mendatang. Dengan semangat juang yang terus membara, skuad Garuda siap melangkah lebih jauh dan mencetak sejarah baru di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Ranking FIFA yang semakin membaik menjadi bukti bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu kekuatan sepak bola Asia. Skuad Garuda, dengan perpaduan pemain muda berbakat dan pengalaman internasional yang semakin matang, siap bersaing dan terus memperjuangkan mimpi besar mereka untuk tampil di Piala Dunia 2026. (jpg)