Wajah Baru Pelabuhan Batuampar

442
Host Metro Forum Haryanto dan Direktur BUP BP Batam Dendi Gustinandar.

Metro Forum Bersama Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar

Tak Tergantung Lagi Singapura

Pelabuhan Batuampar. Tentu tidak seperti dulu lagi. Lebih modern. Tentu tak cuma itu. Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam Dendi Gustinandar, pernah memaparkan perubahan yang begitu membanggakan tentang Pelabuhan Peti Kemas ini, di ajang Internasional. Di Port Development Southeast Asia Summit 2024 lalu yang digelar di Bangkok, Thailand.

Bahwa keberhasilan transformasi Pelabuhan Batu Ampar merupakan hasil kolaborasi BP Batam dengan PT Persero Batam untuk mengembangkan Terminal Peti Kemas (TPK) menjadi terminal berstandar internasional dan lebih modern.

Modernisasi alat bongkar muat dan digitalisasi sistem telah memberikan nilai tambah bagi investor dalam bentuk efisiensi biaya logistik dan waktu yang lebih efektif.

Sejak mulai dioperasikannya satu unit Ship to Shore Crane dan dua unit Mobile Harbor Cranes untuk melayani bongkar muat kapal peti kemas, produktivitas di TPK Batu Ampar meningkat tajam menjadi 40-50 box per jam. Sebelumnya produktivitas hanya mencapai 8-10 box per jam dengan derek konvensional.

Kebutuhan investor akan kos logistik yang lebih efisien, menjadi hal yang mesti dipenuhi. Berikut petikan diskusi Host Metro Forum Haryanto. Inilah wajah baru Pelabuhan Batuampar sekarang, di tangan seorang Dendi Gustinandar:

Bagaimana Pelabuhan yang ada di Batam saat ini?
Terimakasih pada Metro Forum. Saya diberi kesempatan untuk bercerita tentang pelabuhan. Kalau cerita tentang pelabuhan, kita harus melihat fakta dan sejarah sebelumnya. Di Batam ini, dengan visinya Otorita Batam sejak tahun 1973, memang mendekler visinya, Batam menjadi transhipment yang sampai saat ini, kita belum melakukan itu.
Dan dalam perjalanan, kita melihat Batam tumbuh menjadi destinasi investasi, destinasi pariwisata. Namun memang pelabuhan tertinggal. Dunia pelabuhan. Pembangunan pelabuhan. Pengelolaan pelabuhan tertinggal dibandingkan dengan pengelolaan bidang-bidang lainnya.
Beberapa kali bukan tidak kita coba. Tahun 90-an, tahun 2002 dicoba. 2014/15 dicoba. Tahun 2018/19 dicoba. Tahun 2021/22 dicoba juga. Namun belum mendapatkan bleesing untuk melakukan perubahan.
Saya masih ingat yang selalu disampaikan Kepala BP Batam, sejak tahun 2019. Saaqt itu, ketika, kepala BP Batam, sebelum dilantiknya Bapak H Muhammad Rudi mendapatkan amanah dari Bapak Presiden Indonesia. – saat itu Bapak Jokowi, dengan beberapa tugas salah satunya yaitu, membenahi pelabuhan.
Nah, sejak itulah BP Batam melakukan perubahan, dengan memperbaiki pelabuhan. Dimulai membenahi infrastruktur pelabuhan dulu.
Kita berbicara hal yang terlalu jauh visinya. Namun ternyata fakta di tahun 2020 yang kita lihat, saat kita mulai membenahi. Pelabuhan BatuaAmpar yang merupakan pelabuhan utamanya Batam, mempunyai banyak gap, dari hal yang standar. Contohnya, BatU Ampar saat itu, kedalaman kolamnya tidak dalam. Artinya, variatif minus lima sampai minum 13.

Itu artinya kalau ada kapal besar sandar tidak bisa?
Iya. Bagaimana kita mau bicara sebuah visi, menjadi transhipment, kalau kapal besar saja tidak bisa masuk. Kemudian Batuampar kalau hujan deras, banjir. Tidak punya lapangan penumpukan. Tidak punya autogate yang untuk membuat orang untuk melakukan kegiatan logistik.
Belum support system internasional.
Lah, masalah masalah yang telah diinventarisir saat itu, inilah yang kita obati. Langkah langkah yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan.
Kita melihat ketertinggalan dengan Singapura dan malaysia sudah sangat jauh. Tidak bisa dibilang pesaing lagi. Bedanya sangat jauh. Sehingga, kita benahi dulu. Baru akan kita menentukan kita dimana.
Satu lagi, alat bongkar muatnya pun sangat konvensional. Yang satu jam itu, paling alat crane-nya cuma bisa ngangkat tiga sampai delapan.
Kemudian setiap kapal bertambat di sana, membutuhkan waktu sampai dua-tiga hari. Ini yang dilakukan perubahan.
Kita mulai membangun autogate system. Ternyata, selain tampangnya keren, membuat logistik efisien. Ternyata jauh lebih cepat. Kita juga membangun, melakukan pendalaman. Pembangunan tempat penumpukan. Sebelumnya tempat penumpukan tidak ada. Dan kita memilih untuk mengerjasamakan ini, dengan pihak yang lebih profesional. Kita tahu persero yang mendpatkan kerjasama, khusus petikemas. Proses itu kia lakukan simultan semua. Untuk bilang kita berubah. Kita lihat pembangunan berjalan, perubahan itu nyata. Infrasturuktur berubah, pengelola berubah, sistem berubah.
Pertanyaannya apa hasilnya? kita lihat ada crane. Ada autogate. Yang tidak bisa kita lihat kan pendalaman.

Tapi kan bisa dilihat dengan adanya kapal bersr bersandar. Kalau ada kapal besar bersandar, berarti ada pendalaman?
Iya… iya.
Apa kemudian yang terjadi, Apa yang bisa kita lihat outputnya. Kita bicara dulu tentang Batam. Punya nilai ekspor. Ekspor-impor itu belasan lah. Dan disebutkan di situ, mainport itu adalah Batuampar. Ekpor -impor yang terjadi lima puluh persen di Batuampar. Nilainya sekitar 300 triliun satu tahun. Sekitar segitulah, saya lupa angka-angkanya.
Belum lagi yang domestik.
Berarti yang seperti ini dilakukan puluhan tahun, sebelum dilakukan perubahan. Setelah dilakukan perubahan kita lihat. Tadinya kapal itu datang, bertambat, bongkar-muat. Bongkar-muat makan waktu dua sampai tiga hari. Setelah dilakukan perbaikan, dengan perubahan infrastruktur: di dalam laut, di dermaga, kapal yang tadinya butuh waktu bongkar dua sampai tiga hari, sekarang satu hari tambat kapal sudah pergi. Karena yang tadinya, satu jam hanya bisa angkat kontainer tiga sampai delapan. Sekarang satu jam bisa kira-kira 30 lah. Lebih cepat.

BACA JUGA:  Pelayanan Dokumen di Disdukcapil Batam Sehari Siap, Tergantung Ketersediaan Blanko e-KTP

Tapi sewa tambatnya berkurang?
Iya. Itu satu hal. Tapi itukan logika kita. Industri ini, baik pesawat, laut udara dan darat; Itu adalah industri logistik. Yang seharusnya kita lebih berpikir terhadap efisiensi. Efisiensi yang bagaimana? Batam inikan kawasan industri. Memproduksi barang untuk eskporkan. Makin dia murah, makin bersaing. Dengan waktu tambatnya berkurang, berarti lebih murah. Lebih cepat. Efisiensi terjadi. Batam itu lebih efisien. Biaya logistiknya lebih baik.
Apakah cuma itu saja? Nggak. Kemudian, ketika ini terjadi muncul yang namanya trust. Oh Batam berubah. Izin BP Batam sudah pangkas. Kalau gitu, kita memungkinkan dong, kita melakukan ekspor langsung.
Selama ini tidak pernah terjadi. Ekspor kita seratus persen lewat Singapura dulu. Karena tidak ada kapal yang membawa langsung ke negara tujuan. Ekspor kita pertama Singapura, China, Amerika. Tapi semua ke Singapura, transsit. Artinya ada kos lagi kan.
Sampai pada ketika, ketika kita belum berjalan ini. Ada pihak yang menemui saya saat itu, sekitar tahun 2022. Untuk melihat, melakukan hal seperti perubahan. Kami optimis, BP Batam bisa melakukan ini. Ayo kita mulai. Kita mulai bicara intens. Mewujudkan ini. KIta mulai mengundang pemilik pemilik kapal.
Tapi memang hal seperti ini dilakukan dengan perencanaan yang matang. Kita tidak mau koar-koar, karena pasti banyak hal hal yang akan menjadi faktor X. Saya ingat delapan bulan proses ini. Akhirnya di tahun 2023, mulai ada satu kapal internasional yang mau mencoba untuk melakukan ekspor langsung ke negera tujuan; ke China.
Lalu berjalan. Tadinya cuma seratus kontainer. Tapi kemudian tambah. Lalu di tengah jalan ada kapal lain lagi. Jadi masuk juga. Sekarang sudah ada dua perusahaan yang melakukan ekspor tidak lewat singapur lagi.
Dan outcome, yang bisa kita sampaikan saat ini; sebelum 2024 itu, kita mengekspor hampir 100 persen ke singapur untuk diekspor lagi ke negara tujuan. Jadi tingkat ketergantungan kita seratus persen ke Singapura. Tapi per 2024 nilai itu turun. Pernah turun sampai 13 persen.
Jadi apa yang dilakukan BP Batam ini, menurunkan 12 persen ketergantungan ekspor kita pada Singapura. Jadi apa yang mau kita katakan, apa yang dilakukan oleh BP Batam, untuk emmperbaiki industri kepelabuhanan, untuk menurunkan kos logistik investor sudah kelihatan hasilnya.
Itulah tugas pemerintah. Dalam hal ini BP Batam. Kita menyediakan infrastruktur, suprastruktur, Infostruktur, kemudian pengelola yang profesional. Kemudian kita menyampaikan kepada seluruh stakeholder kita, kita siap menjadi pembina investasi, mensupport semua kegiatan investasi yang ada di Batam.

Kalau sekarang, tentu 2025 ada target?
Sebenarnya target kita, di 2025 itu direct call, yang langsung ekspor ke negera tujuan, yang sudah kita capai di 2024. Kita capai lebih cepat.
Di 2025 pengelolaannya tehadap infrastruktur-infrastruktur akan lebih massif.
Di pertengahan tahun ini, persero akan membeli 4 kontainer crane lagi. Dan membangun sistem dengan lain lainnya. Jadi di tahun 2026, kawan kawan akan melihat pelabuhan Batam ini sama dengan pelabuhan kelas menengah.

Kelemahan kita, kelemahan terutama kepastian hukum. Apalagi perizinan. Seperti apa yang dilakukan BP Batam?
Itulah output dari Peraturan Pemerintah nomor 41, yang memberikan banyak kelebihan kepada BP. Ada PTSP, online semua. Tahun 2021 revolusi terjadi tentang perizinan. Kalau mau tahu hasilnya diundang para pelaku usaha. Karena selama ini bicara dengan mereka, merasa senang dan bahagia. Banyak sekali yang mereka dapatkan.
Kan ada pertanyaanya, kok kita belum bisa sama seperti Singapura. Bukan itu seharusnya pertanyaannya. Pertanyaannya itu adalah, seberapa tambahan kepuasan dari pelaku usaha. Karena kita mau mengejar Singapura, kan terlalu jauh. Kita mengejar Singapura juga tidak mungkin satu tahun. Kita mengejar butuh waktu, entah belasan, entah puluhan. Tapi yang paling penting growth kita. Growth kepuasan itu. Kita memiliki kesempatan memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi di awal-awal ini. Kenapa? karena memang jauh. Kita bisa melakukan banyak hal.

Dibutuhkan berapa lama?
Saya tak punya jurnal atau teori. Tapi sebagai pelaku, selama komitmen pemerintahnya sama seperti ini: terhadap dunia kepelabuhanan di Batam, harusnya ini bukan hal yang tidak mungkin dalam jangka waktu 10 sampai 15 tahun kedepan, kita bisa melipat gandakan volume saat ini, sekitar 20 kali dari saat ini.
Sebagai contoh: Tanjungpelepas itu dari nol sampai 12 juta butuh waktu 20 tahun. Ini sudah termasuk cepat, pak. Lur biasa. Singapur saat ini, punya kapasitas 60 juta, tapi melayani 37 juta. Batam baru 600 ribu. Kalau kita belajar dari Tanjungpelepas yang pertumbuhannya luar biasa, mereka butuh 20 tahun untuk mencapai 12 juta. Ayo kita tentukan sendiri target kita.

BACA JUGA:  Kehadiran Rudi Disesaki Ribuan Massa, Siap Lakukan Perbaikan Demi Kemajuan Kepri

Maksud saya sebenarnya untuk Indonesia, bisa cepat. Tentu seperti tadi harus investasi 1,1 triliun persero. Kita bisa lebih murah dari Singapura, yang penting SDM dan perlatan dan upah kita yang murah dibabndingan dua negara itu?
Untuk membuat Batam sejajar dengan Malaysia, dalam hal ini Johor, Singapura, tentu membutuhkan banyak faktor. Tadi dari faktor media, bisa juga memberikan masukan ke pemerintah yuk menambah perhatian kepada Batam. Makin banyak perhatian, makin bisa kita memberikan pertumbuhan.
Bukan hanya BP sendiri, ada Indonesia. Kita bisa meniru apa yang terjadi di Malaysia, membangun 21 tahun lalu. Kalau melihat transhipmentnya, ini pelabuhan paling tinggi persentase transhipmennya. 95 persen dia transhipment.
Kita bisa meniru banyak hal, dari Dubai, Malaysia. Banyak yang bisa kita lakukan oleh Indonesia.
Perlu tangan-tangan yang lebih kuat, lebih ajaib untuk menyupport.

Apakah ada terobosan-terobosan sebagai direktur pelabuhan, ada tidak benturan benturan dengan pusat?
saya rasa ini, saat ini dunia semangatnya kolaborasi. Dalam kolaborasi itu, hal paling penting bagaimana komunikasi efektif. Yang kita lakukan pemerintah pusat. Kalau BP Batam itu, instansi pusat. Kita bicara dengan kementrian, kita punya dewan kawasan. Komunikasi itu kuncinya, ketika kita mampu meberikan banyak informasi muncul empati, muncul support.

Mungkin beralih ke yang lain, soal pelabuhan domestik. Soal pelabuhan Pelni. Beberapa waktu lalu, kita juga sempat berdiskusi dengan Pelni. Ada rencana pembangunan di Sekupang. Tapi tidak terlaksana juga. Jadi hanya terus di Batuampar. Sekarang digeser ke Bintang 99. Nah, pertanyaannya, seperti apa kedepan domestik untuk Pelni?
Saat ini sudah jelas, bahwa Bintang 99 disipakan untuk Pelni.

Jadi permanen, tidak akan pindah?
Permanen. Untuk saat ini. Karena apa, kita sudah menyiapkan Bintang 99 membangun sarana prasarana untuk kegiatan pelni sejak 2021.
Jadi rencana BP Batam adalah, mengkolaborasikan kegiatan Pelni untuk masyarakat, dengan KSOP, BIntang 99.
Gak aad opsi lain. Yang disiapkan, sudah dibangun. Dan sudah lebih baik. Seharusnya tim
Posmetro turun melihat perubahan ini. Memang tidak ada yang tidak ada kekurangan. Tapi bandingkan dengan yang di Batuampar.

Di pelabuhan Pelni, Bintang 99 akses masuknya sepertinya belum layak. MAsih banyak lubang?
Ya betul. Seperti yang saya sampaikan, tentu akan ada kekurangan.

Maksudnya kenapa tidak membenahi jalan atau akses masuk terlebih dahulu?
Semua itu, keputusan diambil tentunya dengan informasi yang ada. Kita tahu itu masih kurang. Tapi kalau tidak kita pindah, menurut kita, lebih baik segera memindahnya karena sudah siap.
Pertanyaannya kan seperti ini, kalau kita lihat, kembali kepada pendapat publik. Ada yang berpendapat seharusnya tetap di batuampar. Padahal yang sebenarnya Batuampar tidak baik-baik saja kalau kita lihat. Itulah publik. Dengan 1,2 juta suara berbeda. Itulah demokrasi.
Kita putuskan untuk segera pindah karena sudah mempersiapkan. Kalau di Batuampar itu, secara kedalaman laut oke buat kapal sandar. Tapi tak nyaman buat penumpang, Dan mengakibatkan kos logistik. Ketika Pelni datang, tiga sampai lima jam kegiatan berhenti di situ. Waktu itu adalah uang. Tapikan, keselamatan diatas segalanya. Kalau kita pakskan kegiatan itu, kan bahaya buat penumpang. Keselamatan itu tidak ada harganya.

Kalau infrastruktur nanti siapa yang bangun di Bintang 99?
Kan sudah dibangun di Bintang 99. Kalau yang akses masuk jalan, itu sudah kita koordinasikan dengan teman-teman di bidang perencanaan untuk memperhatikan fasilitas ini. Itu masukan sudah ada, tapi terimakasih ditambah lagi masukan saat ini. Benar, karena agar tahu, masyarakat menginginkan ini lebih nyaman lagi.

Karena begini, Batam disebut kota Modern. Bagaimana kita bisa melihat itu sebagai kota medern seperti kata kepala BP. Apakah, karena pelabuhan penumpang itu hanya untuk kelas ekonomi bawah sehingga tidak diperhatikan. Berbeda dengan Bandara yang begitu sangat luar biasa. Itu pertanyaan dari masyarakat. Seperti apa menyikapi ini?
Karena BP Batam punya misi yang sama dengan kita semua, stakeholdernya. Dipindahlah kegiatan Pelni ini ke Bintang 99. Itu dulu. Bukan berbeda. Silahkan datang ke Bintang 99. SEmua fasilitas yang baik sudah siap. Sekarang sudah tertib. Itulah yang disiapkan beberapa tahun terakhir.
Tadi ada yang kurang, soal akses masuk. Iya betul. Memang masih kurang. Itu memang menjadi sebuah perubahan yang terus menerus, tidak ada yang berhenti. Tidak ada yang 100 persen memuaskan. Tapi catatannya pengguna jasa itulah yang membuat pemerintah merubah.
Kami di BP Batam sangat terbuka dengan komunikasi. Baik lewat WA, telpon, atau lebih ekstrim menyampaikan lewat media sosial. Sudah banyak jalur komunikasi yang bisa disampaikan, untuk memberikanm saran, kritik dan yang lainnya.

BACA JUGA:  Apresiasi Upaya BP Batam, Menteri Investasi RI Tinjau Hunian Sementara

Begini, Bintang 99 itu statusnya seperti apa? Di bawah BUP BP Batam atau seperti apa?
Jadi gini, pelabuhan di Batam ini kewenangannya semua ada di BP Batam. Tapi ada yang dikelola sendiri, contoh punggur.

Artinya dikelola oleh BP Batam sendiri?
Ada yang dikelola sendiri, ada yang dikerjasamakan dengan badan usaha swasta. Contohnya di Batamcentre, Sekupang Internasiona, Nongsa.

Untuk menentukan ini dikelola sendiri atau dikerjasamakan?
Bahasa besarnya itu, kerjasama pemerintah dan badan usaha. Intinya, pemerintah dan badan usaha itu bekerjasama. Macam-macam bentuknya. Ada kerjsama pemanfaatan, ada bentuknya sewa, ada BUT, kerjsama manajemen. Banyak. Sebenanrya aturan di pemerintahan itu menarik di dunia investasi atau kerjasama. Siapa yang menentukan? Contohnya, kita mau bangun pelabuhan atau bandara. Kita mau bangun jalan. Pelabuhan butuh uang sekitar 3,5 triliun. Bandara 6 triliun. Jalan beberapa triliun. Kalau pemerintah mau bangun, berapa tahun kira-kira bisa selesai.
Ini sharing aja. Anggap 10 triliun. Pilihannya menunggu pemerintah membangun yang anggarannya mungkin cuma 5 triliun untuk semuanya, tapi kita punya semua ini. atau kita suruh swasta membangun ini. Dari pada masyarakt menunggu sepuluh atau dua puluh tahun baru ada, lebih baik masyarakat sudah mendapatkannya sekarang. Kan itu pulihan.
Dan akibat pertumbuhan ekonomi makronya, yaitu salah satu pertumbuhan ekonomi itu adanya investasi. Kalau ada investasi yang masuk, kan bisa untuk pertumbuhan ekonomi. Jadi mempercepat pertumbuhan. Sama dengan kita bilang di singapur, di Uni Emirat Arab. pembangunan mereka begitu cepatnya, ini investasi masuk kesitu membangun.

Bisa dijelaskan terkait pengembangan pembangunan di Batamcentre, dan juga pembangunan pelabuhan di Bengkong?
Terkait pelabuhan Batam Centre, rencana kita Batam Centre akan dibangun pelabuhan 10 kali lipat lebih besar dari sekarang.

Lokasinya tetap di situ?
Iya tetap. Bukan tetap dititik itu. Nanti lokasinya sampai di Gedung SCC (Sumatra Convenstion Centre). Terminal akan dibangun di depannya SCC dan akan pindah kesana. Terminal yang saat ini, akan jadi kawasan jasa; apartment, mall semua dari jasa seperti kayak di SCBD lah.

Tapi informasinya, karena terkait pendalaman?
Kalau itu mamang kita harus koordinasi dengan semua stakeholder. Dalam dunia kepelabuhanan, namanya keselamatan itu yang utama. Pendalaman kolam itu, perawatan dan harus. Tidak ada kata tawar.

Kalau pelabuhan Bengkong?
Di Bengkong itu namanya terminal khusus. Untuk wisatawan. Seperti di Nongsa, di Teluk Senimba dan yang belum beroperasi di Bengkong. artinya ini tiga terminal khusus statusnya. Terminal umum statusnya, ada tiga; Batamcentre, Sekupang dan Harbourbay.

Yang terminal khusus ini, pertanyaannya, pengawasannya seperti apa?
Kalau bicara pengawasan ini faktor lain. Semua kegiatatan pembangunan ada kontrolnya. Bukan hanya terminal khusus, terminal umum juga ada yang mengawasi.

Kalau terminal umum banyak yang mengawasi. Masyarakat bisa mengawasi. Tapi kalau temrinal khusus, saat masyarakt tidak bisa masuk, ada kerawanan disitu, saat dibilang itu khusus. Kita tahu Batam tempat yang rawan pengiriman PMI ilegal?
Operator pelabuhan itu yang utama adala CIQP. C itu adalah Custom. I itu imigrasi. Q itu karantina, P itu port authority; KSOP dan BP Batam disitu. Jadi tidak mungkin walau pelabuhan Khusus tidak ada CIQP. Setiap masyarakat punya hak mengawasi. Kalau disebut ada resikonya semua pasti ada resikonya. Tapi jangan gara-gara ada resiko tidak melakukan progres.

Terakhir. Lebih enak mana mengelola Pelabuhan dengan mengelola bandara?
Saya termasuk orang yang beruntung. mungkin di dunia ini. Pernah merasakan memimpin bandara dan pelabuhan. Mungkin tak semua orang mendapat kesempatan ini, karena keilmuan berbeda. Saya terimaksih dengan pemimpin pemimpin saya, memberikan saya kesempatan yang langka ini. Enaknya, di dunia ini adalah ilmunya. Belajarnya.
Saya masuk kemanapun. Masuk bandara tidak mengerti apa apa soal bandara. Saya belajar. beberapa tahun kemudian saya di undang ke singapur, untuk bicara di level tertinggi Bandara. Saya jadi direktur pelabuhan, tidak tahu apa apa. Tapi dua tahun kemudian, saya dapat undangan level internasional bicara soal pelabuhan Batam. Artinya ilmu yang sya dapat, mau dapat dimana kesempatan ini. Ilmu itu mahal sekali.

Dari segi ilmunya, kalau dari segi tempat atau posisinya?
Enak semuanya. Saya suka pekerjaan saya.(***)