Menyelamatkan Kebudayaan Natuna yang Hampir Hilang Tergerus Zaman

53

Natuna, Posmetrobatam.co: Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV, UPT Kementerian Kebudayaan) Provinsi Kepulauan Riau menggelar Workshop Loka Karya di Museum Sri Serindit Natuna, Minggu (10/8).

Kegiatan yang berlangsung dari Tanggal 10 hingga 13 Agustus 2025. Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma.

Dalam sambutannya, Hendra Kusuma mengungkapkan Pemerintah hadir untuk melestarikan budaya di tengah gempuran teknologi.

“Tujuan Workshop Loka Karya tersebut sebagai upaya menyelamatkan kebudayaan lokal yang hampir hilang tergerus zaman,” ungkap Hendra Kusuma.

Dikatakan Hendra Kusuma bahwa masuknya teknologi di zaman yang serba modern dan canggih ini, membawa dampak positif maupun negatif terhadap budaya daerah.

BACA JUGA:  Gubernur Kunjungi SMKN 5 Batam: Manfaatkan Bonus Demografi 2030

“Dulu Natuna begitu kental dengan budaya, namun kini perlahan memudar. Kalau sekarang, bangun pagi yang dicari adalah handphone, bukan yang lain,” kata Hendra Kusuma.

Hendra Kusuma menilai teknologi memberi pengaruh 50 persen positif dan 50 persen negatif dan tergantung bagaimana menyikapinya. Karena itu, ia berpesan agar para peserta, yang didominasi generasi muda, serius mengikuti kegiatan ini.

“Adik-adik akan diperkenalkan dengan tiga kesenian oleh maestro-maestronya. Harapan kami, kalian menjadi penerus dan pelaku kesenian ini. Jangan sampai hilang Melayu di tanah kita,” ucap Hendra Kusuma.

Sementara itu, Staf Perencanaan BPK Wilayah IV Provinsi Kepri, Ardiyansyah, menyebutkan workshop ini mengangkat tiga kesenian lokal yang hampir punah, yakni Lang-lang Buana, Tari Tupeng, dan Mendu.

BACA JUGA:  Masyarakat Tenggel Bintan Pesisir Menantikan Kepemimpinan Rudi-Rafiq di Kepri

“Seluruh peserta merupakan anak-anak muda yang diharapkan dapat menghidupkan kembali seni tradisi tersebut,” ujar Ardiyansyah.

Sebagai unit pelaksana teknis dari Kementerian Kebudayaan sambung Ardiyansyah agar budaya-budaya ini lestari dan berkelanjutan, tidak berhenti sampai di sini saja.

“Kita berharap generasi muda Natuna bisa melanjutkan eksistensi kebudayaan yang kita miliki,” sambung Ardiyansyah.

Dijelaskan Ardiyansyah dipilihnya Natuna sebagai lokasi kegiatan karena memiliki kekayaan budaya yang unik. Seperti Lang-lang Buana hanya ada di Natuna. Lalu Kesenian Mendu, meski dikenal di beberapa daerah, memiliki akar sejarah di Sedanau.

“Sementara itu, tari Tupeng yang diangkat dalam workshop ini akan lebih menonjolkan unsur teaternya,” jelas Ardiyansyah.

Untuk diketahui, terang Ardiyansyah Workshop Loka Karya ini berlangsung selama tiga hari dengan agenda praktik belajar langsung bersama maestro kesenian. Dan hasilnya akan dipentaskan pada puncak acara Kenduri Pulau Tiga pada 13 Agustus 2025 mendatang.

BACA JUGA:  MenPAN-RB Canangkan Program OLGOZI Menuju Birokrasi Bersih dan Bebas Korupsi

“Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan pelaku seni, diharapkan langkah ini menjadi titik balik kebangkitan budaya Natuna, agar tidak sekadar menjadi cerita masa lalu, tetapi terus hidup di hati generasi penerus,” ucap Ardiyansyah.(maz)