Bursa transfer Liga 1 Indonesia musim 2024/2025 segera memanas dengan kebijakan baru yang direncanakan oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB). Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif untuk menyambut penambahan kuota pemain asing di kompetisi musim depan.
Kuota pemain asing akan ditingkatkan dari 5+1 pemain Asia Tenggara menjadi 7+1 pemain Asia. Kebijakan ini tentu menimbulkan pro dan kontra di kalangan klub, pemain, dan penggemar sepak bola Tanah Air.
Bagi sebagian pihak, penambahan kuota pemain asing dinilai dapat mempersempit kesempatan bagi pemain lokal untuk bersinar di Liga 1. Mereka khawatir kebijakan ini akan membatasi ruang gerak dan perkembangan bakat-bakat muda lokal yang sangat potensial.
Selain itu, kekhawatiran lain adalah peningkatan beban finansial bagi tim peserta, yang harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk membayar gaji dan transfer pemain asing.
Namun, di sisi lain, terdapat pandangan yang mendukung kebijakan ini. Penambahan kuota pemain asing dianggap sebagai peluang bagi pemain lokal untuk belajar dan meningkatkan kualitas permainan mereka.
Dengan bermain bersama pemain asing yang lebih berpengalaman, diharapkan pemain lokal bisa mengasah kemampuan dan memperoleh wawasan baru tentang strategi dan teknik bermain di level yang lebih tinggi.
Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat mendorong pemain lokal untuk mengejar karier di luar negeri, memperluas pengalaman internasional mereka.
Sebagai langkah antisipatif terhadap potensi dampak negatif dari kebijakan ini, PT LIB berencana menerapkan salary cap atau pembatasan gaji. Ferry Paulus menegaskan bahwa setiap tim akan dikenai deposit yang akan dijamin oleh pemilik klub sendiri. “Iya, nanti kita memang akan membuat seperti (salary) cap,” ujar Ferry Paulus.
“Kemudian juga seperti yang dilakukan oleh klub-klub di luar. Ada yang namanya deposit dari klub-klub yang menjadi seperti guarantee letter (surat jaminan) dari pemilik klub sendiri,” lanjutnya.
Penerapan salary cap diharapkan dapat membantu klub-klub mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. PT LIB akan bekerja keras dalam membantu pengelolaan finansial tim peserta Liga 1 2024/2025.
Ferry Paulus menyatakan bahwa PT LIB sedang merancang sistem financial control yang akan digunakan untuk memastikan setiap klub tetap berada dalam batasan pengeluaran yang telah ditetapkan. “Makanya kita bantu dalam sistem pengelolaan finansial di klub,” ujar Ferry Paulus. “Kita lagi merancang kayaknya yang akan kita gunakan adalah financial control. Tapi pembatasannya (salary cap) itu tetap ada,” lanjutnya.
Dengan adanya kebijakan finansial yang ketat dari PT LIB, diharapkan tim peserta dapat mengelola anggaran mereka dengan lebih efisien dan efektif. Hal ini akan menjadi penentu seberapa besar uang yang bisa dibelanjakan tim untuk belanja pemain.
PT LIB juga menjamin bahwa kontribusi finansial dari kompetisi Liga 1 musim depan akan lebih besar dibandingkan musim lalu. “Sehingga seberapa besar pemasukan yang didapatkan oleh klub yang bisa dibelanjakan untuk pemain,” ujar Ferry Paulus. “Nah itu kita bantu. Apalagi musim depan ini bisa dibilang kontribusi yang Liga akan berikan jauh lebih besar dibandingkan tahun ini.”
Untuk memotivasi klub agar lebih berprestasi, PT LIB akan memberikan insentif tambahan berdasarkan peringkat dan performa tim di kompetisi. “Seperti contohnya seperti Persib nih. Persib ini kontribusi, fix kontribusinya kan 7,5 miliar. Tapi, dia bisa mendekati 15 miliar karena (mendekati) juara, karena rankingnya tinggi, sharenya besar,” jelas Ferry Paulus.
Dengan insentif tersebut, klub-klub diharapkan lebih termotivasi untuk meningkatkan performa mereka di lapangan dan berusaha meraih peringkat terbaik.
Namun, langkah PT LIB ini juga membutuhkan komitmen dari klub-klub peserta untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak dan profesional. “Klub-klub ini harus juga istilahnya dimotivasi untuk bisa mendapatkan ranking share dan sebagainya,” ujar Ferry Paulus. “Sehingga harus juga dipoles, harus diperbaiki, semua harus dikembangkan klub-klub tadi,” tambahnya.
Dengan dukungan finansial dan manajemen yang baik, diharapkan klub-klub Liga 1 dapat tampil lebih kompetitif dan profesional di musim yang akan datang.
Kebijakan baru ini menandai langkah besar bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Penambahan kuota pemain asing dan penerapan salary cap diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi Liga 1.
Dengan adanya pemain asing yang berkualitas, kompetisi diharapkan semakin menarik dan menantang, sekaligus memberikan dampak positif bagi perkembangan pemain lokal.
Namun, implementasi kebijakan ini juga harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. PT LIB harus memastikan bahwa setiap klub dapat mematuhi aturan yang telah ditetapkan, termasuk pembatasan gaji dan pengelolaan keuangan yang transparan. Dengan demikian, Liga 1 dapat berjalan dengan lebih profesional dan klub-klub dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Perubahan ini juga memberikan tantangan bagi pemain lokal untuk terus meningkatkan kemampuan mereka dan bersaing di level yang lebih tinggi. Dengan adanya pemain asing yang berkualitas, persaingan di lapangan akan semakin ketat dan pemain lokal harus bekerja keras untuk bisa bersaing dan menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Dalam jangka panjang, kebijakan ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi sepak bola Indonesia. Dengan kompetisi yang semakin ketat dan berkualitas, diharapkan muncul lebih banyak pemain berbakat yang bisa membawa nama Indonesia bersinar di kancah internasional.
PT LIB bersama klub-klub peserta Liga 1 harus bekerja sama untuk mewujudkan visi ini dan membawa sepak bola Indonesia menuju era yang lebih gemilang. (jpg)