Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) akhirnya angkat bicara terkait polemik penambahan kuota pemain asing di Liga 1 Indonesia musim 2024/2025. Melalui kanal resmi Instagram mereka, APPI mengutarakan pernyataan resmi yang penuh dengan keprihatinan dan harapan untuk masa depan sepak bola Indonesia.
Dengan caption “APPI juga ingin menyampaikan bahwa aspirasi para pesepak bola ialah suatu kebebasan berekspresi yang dilindungi oleh undang-undang yang seharusnya bukan untuk dicaci, namun untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk kebaikan ke depan, apalagi pendapat yang disampaikan ialah suatu hal yang sangat berdampak bagi kehidupan mereka,”
APPI menegaskan bahwa suara para pesepak bola harus didengar dan dipertimbangkan.
Dalam pernyataan resminya, APPI menyatakan bahwa mereka menghormati rencana pengesahan regulasi penambahan kuota pemain asing. APPI memahami tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Indonesia.
Namun, APPI juga menekankan pentingnya kajian khusus yang mempertimbangkan segala aspek sebelum merubah regulasi yang ada. Kajian tersebut harus melibatkan aspirasi dari para pesepak bola nasional sebagai aktor utama, serta diskusi bersama untuk mencapai keputusan yang bijak.
APPI juga mengangkat isu kondisi finansial klub-klub peserta Liga Indonesia. Mereka mengingatkan bahwa perubahan regulasi kuota pemain asing pada musim 2023/2024, yang menaikkan jumlah pemain asing menjadi enam per klub di Liga 1 dan dua di Liga 2, berujung pada kenaikan jumlah tunggakan gaji pemain yang sangat drastis. Mayoritas kasus tersebut melibatkan pemain asing.
Oleh karena itu, APPI sangat berharap ada pertimbangan kembali terhadap perubahan regulasi ini, atau setidaknya solusi alternatif seperti penambahan jumlah turnamen resmi guna menambah kesempatan bermain para pesepak bola.
Pernyataan APPI ini mendapat tanggapan beragam dari netizen. Beberapa netizen menilai bahwa masalah utama bukanlah kuota pemain asing, melainkan verifikasi klub yang asal-asalan. Mereka berpendapat bahwa jika verifikasi klub dilakukan dengan ketat, hanya klub yang benar-benar mampu yang akan ikut kompetisi, sehingga masalah tunggakan gaji dapat diminimalisir.
Sebaliknya, beberapa netizen merasa bahwa penambahan kuota pemain asing bisa menjadi kesempatan bagi pemain lokal untuk bersaing dan meningkatkan kualitas mereka.
Di sisi lain, ada juga netizen yang mengkritik kualitas liga yang belum memadai. Mereka berpendapat bahwa PSSI seharusnya fokus memperbaiki regulasi liga, jadwal, dan wasit, serta memastikan klub-klub memiliki lisensi AFC dan akademi pemain sendiri. Menurut mereka, tanpa perbaikan fundamental ini, penambahan pemain asing tidak akan memberikan dampak signifikan pada kualitas liga.
Mereka mengingatkan bahwa program Marquee Player yang mendatangkan bintang-bintang Eropa beberapa tahun lalu juga tidak memberikan efek signifikan pada kualitas liga.
Netizen lainnya menganggap bahwa kekhawatiran para pemain lokal terhadap penambahan kuota pemain asing adalah cerminan dari ketakutan mereka akan persaingan dan hilangnya menit bermain.
Mereka menilai bahwa pemain lokal harus meningkatkan kualitas dan disiplin mereka agar bisa bersaing dengan pemain asing. Mereka juga mengingatkan bahwa pemain dengan kualitas baik akan selalu dihargai tinggi oleh klub, sementara pemain yang tampil buruk harus siap menerima konsekuensi.
APPI menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa aspirasi para pesepak bola adalah kebebasan berekspresi yang dilindungi oleh undang-undang. Pendapat yang disampaikan oleh para pemain lokal adalah sesuatu yang sangat berdampak bagi kehidupan mereka dan harus dijadikan bahan pertimbangan untuk kebaikan sepak bola Indonesia ke depan.
Dalam konteks yang lebih luas, polemik ini mencerminkan dinamika yang terjadi dalam dunia sepak bola Indonesia. Di satu sisi, ada upaya untuk meningkatkan kualitas kompetisi dengan menambah jumlah pemain asing. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa langkah ini akan mengorbankan kesempatan dan kesejahteraan pemain lokal. Diskusi yang melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk klub, pemain, dan federasi, sangat penting untuk mencapai solusi yang terbaik.
Dengan semua pandangan ini, penting bagi PSSI dan PT LIB untuk mempertimbangkan semua masukan dan kekhawatiran yang ada sebelum mengambil keputusan akhir.
Liga Indonesia membutuhkan regulasi yang tidak hanya meningkatkan kualitas kompetisi, tetapi juga memastikan kesejahteraan semua pemain dan keberlanjutan finansial klub. Semoga polemik ini dapat menjadi awal dari diskusi yang konstruktif dan membawa sepak bola Indonesia menuju arah yang lebih baik. (jpg)