Ekonomi Indonesia Konsisten Tumbuh, tapi Masih Riskan

74
Menteri/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa

POSMETROBATAM: Tujuh triwulan berturut-turut Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Kendati begitu, catatan tersebut masih jauh dari target agar mampu mencapai visi Indonesia Emas pada 2045 sebagai negara maju. Cita-cita itu bisa terwujud lebih cepat pada 2038.

Kalkulasi Bappenas, dalam skenario normal, pertumbuhan ekonomi harus mencapai 5,7 persen per tahun. Pertumbuhan itu perlu dicapai secara konsisten sejak 2022 hingga 2045. Jika target dipercepat ke 2038, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 7 persen.

Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan, meski pertumbuhan ekonomi RI saat ini belum menyentuh 5,7 persen, capaian triwulan II yang mampu tumbuh 5,17 persen harus diapresiasi. ”Kita sudah menunjukkan tren pemulihan yang baik. Dengan tren ini, kita harus jaga pace-nya itu dan agar mendekati pertumbuhan potensial. Karena menurut kami di Bappenas, itu pertumbuhan potensialnya bisa sampai 7 persen,” ujar Suharso saat ditemui di kantornya kemarin (8/8).

BACA JUGA:  BSI Bank Pembayar Zakat Terbesar di RI, Serahkan Rp787,5 M Selama 4 Tahun

Suharso menjelaskan, target-target yang dicanangkan pemerintah bukan tidak mungkin tercapai. Sebab, saat ini pemulihan ekonomi terus terjadi. Meski begitu, dia menggarisbawahi, posisi Indonesia masih riskan dan perlu dijaga. Sebab, produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia yang berkisar USD 4.580 masih sensitif atau riskan. Itu disebabkan syarat negara yang masuk dalam kategori upper middle-income countries memiliki PDB per kapita antara USD 4.066–USD 12.535. Artinya, ada potensi untuk kembali ke kategori low middle income countries dengan pendapatan PDB per kapita di bawah USD 4.066.

”Jadi, kalau kita terjerembap, ke situ lagi, kita masuk di low middle income. Kita jaga ini supaya lebih jauh jaraknya dari batasnya. Kalau bisa kita lakukan, artinya pertumbuhan harus lebih,” jelasnya.

BACA JUGA:  Menteri ESDM Minta Pengecer Mendaftar jadi Pangkalan LPG 3 Kg

Terpisah, menanggapi capaian pertumbuhan yang di atas angka pertumbuhan ekonomi nasional, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa semua lapangan usaha di Jatim mengalami pertumbuhan positif. Itu disokong meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat yang mendorong tumbuhnya permintaan domestik, meningkatnya volume perdagangan, serta menggeliatnya aktivitas pada sektor jasa.

Khofifah mengatakan, peningkatan kinerja investasi di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik juga menjadi faktor penggerak ekonomi Jatim. ”Pertumbuhan positif di triwulan II 2023 ini menjadi modal besar bagi Jatim untuk mengakselerasi roda perekonomian hingga akhir 2023,” jelas Khofifah.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2023 adalah pencapaian yang baik. Apindo meyakini Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan tersebut. ”Kami selalu meyakini bahwa Indonesia bisa mempertahankan stabilitas ekonomi meski di tengah pelemahan ekonomi global karena Indonesia punya fundamental ekonomi yang baik dan pemerintah juga selalu melakukan intervensi-intervensi kebijakan moneter dan fiskal secara prudent,” ujar Shinta.

BACA JUGA:  Ellyas Pical Terbaring di Ruang ICU Rumah Sakit Harapan Kita, Ini Penyakit yang Diderita

Pertumbuhan ekonomi yang positif, kata Shinta, juga akan meningkatkan level konfiden sektor usaha. (JP Group)