Batam, Posmetrobatam.co: Sekolah Rakyat disebut memiliki sistem yang bagus sehingga diharapkan dapat membentuk karakter anak yang berorientasi masa depan lebih baik.
“Program itu (Sekolah Rakyat) bagus, karena boarding (asrama) sehingga diharapkan akan dapat membentuk karakter dan mindset baru bagi anak-anak yang berorientasi kepada masa depan yang lebih baik,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam, Tri Wahyu Rubianto, Rabu (9/7).
Tri mengatakan, Disdik Kota Batam siap mendukung pemerintah kota, dalam hal ini Dinas Sosial (Dinsos) sebagai koordinator Program Sekolah Rakyat, dengan menyiapkan kurikulum, guru, dan tenaga pendidik.
Dia menjelaskan, untuk kurikulum pendidikan akan disiapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Sedangkan untuk guru dan tenaga kependidikan diajukan terlebih dahulu oleh Disdik ke Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan dan Pendidikan Guru (GTK) Kemendikdasmen.
“Untuk kurikulum disiapkan Kemendikdasmen, kami sebagai pelaksana di lapangan. Untuk tenaga guru dan tenaga kependidikan akan kami ajukan sesuai kebutuhan nantinya,” ujar dia.
Untuk pengajuan itu, kata dia, Disdik Kota Batam masih menunggu analisa dari Dinas Sosial dan pembangunan Sekolah Rakyat di Batam.
“Kalau sudah dilakukan pembangunan, maka kami akan mengajukan ke Kemendikdasmen,” katanya.
Tri menambahkan, perkembangan pembangunan Sekolah Rakyat di Batam telah disampaikan Dinas Sosial dalam rapat yang dipimpin oleh Wali Kota Batam Amsakar Ahmad beberapa waktu lalu.
Sebelumnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri telah menyiapkan lahan di lima kabupaten/kota untuk pembangunan Sekolah Rakyat.
Lima lokasi yang disiapkan lahannya itu ada di Batam, Karimun, Tanjungpinang, Lingga, dan Bintan. Proses sudah berjalan dan diharapkan awal tahun sudah mulai dibangun.
Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berbasis asrama (boarding school) yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu dengan persyaratan yang mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Sekolah ini dirancang dengan kapasitas fleksibel setiap sekolah, bisa menampung hingga 3.000 siswa, yang nantinya akan disesuaikan dengan minat dan kebutuhan masing-masing daerah.(ant)