Calon Walikota Adalah Takdir, Jadi Walikota Harus Diperjuangkan
Faktanya, sudah empat kali terpilih jadi Wakil Rkayat. Artinya, tak bisa dibantah lagi, kalau Nuryanto adalah politisi andal di Kota Batam.
Tapi secara tiba-tiba, Nama kader PDIP yang akrab disapa Cak Nur ini, muncul berpasangan bersama Hardi S Hood untuk berkontestasi meraih kursi orang nomor satu di Kota Batam.
Meski dia baru saja dilantik menjadi Anggota DPRD Batam, harus rela melepaskan jabatan tersebut, untuk sebuah mandat yang lebih besar lagi.
Apa yang terjadi saat ini, bagi Cak Nur adalah Takdir. Artinya, menjadi Calon Wakil Walikota Batam adalah Takdir yang harus dijalani mantan Ketua DPRD Batam ini.
Namun, terpilih menjadi Walikota Batam adalah nasib yang harus diperjuangkan.
“Kalau saat ini, yang sekarang adalah Takdir, tapi kedepannya adalah nasib yang harus diperjuangkan,” ujar Cak Nur dalam obrolan selepas diskusi bersama Direktur POSMETRO Haryanto, di kantor POSMETRO, Senin (7/10) sore.
Cak Nur mengaku enggan memikirkan pasca Pilkada nanti siapa yang akan terpilih.
Ia akan fokus pada tugasnya saat ini yang menjadi Calon Walikota Batam yang menjadi amanat Partai untuk maju dalam pemilihan menentukan siapa pemimpin Batam kedepan setelah dua priode dipimpin HM Rudi.
“Saya nggak mau pusing mikir nanti, rugi,” ujarnya.
Dalam kesempatan sore itu, tim Metro Forum Posmetro yang mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan Calon Walikota Batam ini, membahas berbagai program dan strategi-strategi Cak Nur yang terus digencarkan untuk menuju kursi Batam 1. Berikut petikan, diskusinya:
Apa yang mendasari atau tiba-tiba, mencalonkan diri menjadi Walikota Batam?
Pertama kita menyambut takdir. Ternyata setiap orang punya takdirnya. Kebetulan saya ketua DPC PDIP. Tentu kami akan melaksanakan perintah yang ditugaskan oleh organisasi. Maka perintahnya pada tanggal 28 Agustus, kami mendapatkan mandat dari Ibu Ketua Umum, dengan demikian, sebagai kader partai tentu akan melaksanakan, karena itu adalah tugas.
Tapi waktu itu kan harus melepas jabatan Anggota DPRD Batam, karena peraturan. Anggota DPRD yang mencalonkan Walikota harus mundur. Seprti apa perasaan waktu ditunjuk untuk calon walikota?
Saya tahu persis, saya sebagai seorang organisator, anggota organisasi, saya tahu persis hak dan kewajiban. Sebagai kader yang intinya bahwa, ini bukan masalah pribadi, tapi masalah tugas sebagai bentuk pertanggungjawaban kita. Mendapatkan tugas dari partai, di sisi yang lain sebagai pribadi, demi tegak dan hidupnya pesta demokrasi pilkada kota Batam, lebih kuat yang mendasari alasan kita. Terlebih juga mendapat banyak aspirasi dan dukungan dari masyarakat.
Bagaimana pun pesta demokrasi ini juga kan hasil dari reformasi. Jadi ruang dan kesempatan itu ada. Maka, sekali lagi bukan masalah pribadi, sebagai anggota partai, ini sudah jadi tugas. Dan kita juga punya komitmen, demokrasi kota Batam ini harus hidup. Ya harus berkembang, harus bisa memberikan pelajaran bagi kita bersama.
Tapi lebih menitik beratkan bahwa Pilkada di Batam ini harus ada pilihan. Jangan terjadi kotak kosong. Ini lah harapkan kita sebelum ada keputusan MK.
Pernah saya katakan, bahwa kotak kosong itu memang boleh, tapi kurang hidup. Kurang mencerdaskan bagi pemilih dan masyarakat kota Batam.
Tapi di sisi lain, harus ada yang berani mengambil. Dengan ada keputusan MK ini, menjadi mukjizat demokrasi. Kalau tidak ada keputusan MK, yang saya sebut mukjizat
demiokrasi, saya rasa PDIP juga tidak bisa mengusung calon. Mukjizaat demokrasi yang datangnya dari ALLAH melalui keputudsan MK. Maka kemudian, sehingga PDIP bisa mendukung sendiri calonnya, yang ditugaskan saya selaku kader, maka terjadilah rekomendasi dari DPP yang saat ini dikenal dengan NADI.
Waktu itu langsung, hanya satu nama yang diusung, atau ada pilihan lain?
Sebenarnya mekanisme penjaringn sudah dilakukan. Waktu itu yang kita kirim nama ada beberapa termasuk Bu Marlin, Pak Amzakar, ada B Li Claudia. Nama saya malah tidak ada. Saya tidak mendaftar.
Tapi perintah dari Bu Mega, Cak Nur?
Ya seperti itu.
Waktu tahu seperti apa, apakah langsung responnya menerima. Atau masih pikir pikir?
Kalau kaget tidak. Kebetulan saya ketua DPC. Dan jika rekomendasi yang kami berikan ke DPP, disanalah keputusannya. Tapi saya juga siap di luar dari yang direkomendasikan, kalau DPP punya pertimbangan lain. Saya sebagai kader, pada prinsipnya siap saja. Waktu kami ditanya kenapa tidak mendaftar. Kalau memang bisa memilih, inginnya tetap di wakil rakyat. Sama-sama mengabdi kepada masyrakat, ya saya pikir sama saja. Tapi kalau DPP punya pandangan lain, pikiran lain, tak mungkin saya menjawab yang lain. Ya siap. Dan bismillah, istiqomah.
Tapi ibarat balap MotoGP, Cak Nur inikan telat starnya. Sedangkan lawannya, sudah lebih dulu. Sudah lama memanaskan mesin. Cak Nur ini tiba-tiba, muncul. Menunggu keputusan MK dulu, lalu ditunjuk. Bahkan sempat dilantik di DPRD Batam. Pasti akan ketinggalan. Apa strategi yang dilakukan, untuk mengejar kompetitor?
Kalau dibilang tertinggal, iya. Dari waktu berbeda. Bukan cuma waktu. Juga tertinggal dari jumlah partai pengusung. Tertinggal jumlah kursi. Terus bagaimana mensiasati itu, kalau ditung hitung di atas kertas, kalau tertinggal waktu bisa dihitung, dari jumlah partai bisa disimpulkan. Itu di atas kertas sudah selesai. Tapi pemilihan ini pemilihan langsung, Bismillah bersama Bang Hardid S Hood, kami berusaha mengejar ketertingaglan itu. Banyak merangkul kompenen masyarakat.
Kalau saya sendiri pasti tidak mampu. Harus melibatkan banyak unsur masyarakat yang sifatnya bermacam macam. Bisa lintas organisasi, profesi, itu terbentuk dengan alami. Ya allahamdulillah, trennya juga bagus. Yang penting kita mencoba mengoptiumalkan. Bagaimana mengkonsolidasikan kekuatan pribadi, relawan, daya komunikasi kita. Semua kita optimalkan. Kita lakukan yang optimal, apapun bentuknya. Pilkada ini sarannya masyarakt Batam, suara. Kita banyak silaturahmi. Tatap muka dengan pemilih. Memperkenalkan diri melalui media sosial. Pakai jalan Langit, jalan darat. Tapi yang jelas mau langit, darat, yang gaib, semua, atau yang nyata juga tidak ada masalah. Yang penting kita optimalkan. konsolidasikan sama-sama. Kita sebagia manusia yang penting ikhtiar. Keputsannya ada pada ALLAH juga.
Terlepas dari ketertinggalan, tapi kita pengin tahu. Masyarakat menunggu juga sebelum mejatuhkan pilihan. Apa visi dan misi yang diusung oleh NADI?
Visi kami yaitu, Mewujudkan Batam sebagai kota bandar dunia mandani. Ini warisan. Kita teruskan itu. Batam sebagai bandar dunia madani, yang adil, makmur, berbudaya, harmoni, dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan itu, harus ada misinya.
Ada enam poin, tapi semua kami ringkas; menjadi Batam Mudah. Mudah Berusaha, mudah Bekerja, Mudah bersekolah, Mudah Berobat, dan Mudah Beribadah.
Apakah cukup itu, tidak. Intisarinya sebenarnya Batam mudah semua mudah. Kita akan memberikan masyarakat Batam kemuddahan sesuai yang dibutuhkan.
Apa yang disebut Mudah Bersaha: Kalau jadi pemenang, kami akan memberikan fasilitas kemudahan, akses perizinan, permodalan, bagi masyarakt yang ingin membangun usaha. Baik UMKM, atau yang besar. Kita fasilitasi. Dengan memberikan ases. Kalau UMKM, mungkin di modal. Pemerintah berikan pinjaman modal tanpa jaminan, misalnya.
Dulu anggaran yang saya tandatangani waktu jadi Ketua DPRD, kita bisa membantu dengan Rp20 juta. Apakah kemudian hanya itu saja, tidak. Tapi dilakukan pembinaan, difasilitasi sarana dan prasarananya. Kita kawal.
Terus bagaimana untuk pengusaha besar, dengan investor yang besar. Ya tentu akan dilayani dengan senang hati. Yang kecil kita bantu, masa yang besar tidak difasilitasi.
Makin cepat pemerintah hadir, lebih cepat investor membuka usaha. Kalau itu terjadi lapangan kerja terbuka. Investor percaya pada pemerintah, lapangan kerja terbuka.
Mudah bekerja; lapangan kerja tadi sudah terbuka, jika investor sudah percaya pada pemerintaha. Berarti ini menberikan kesemaptan bekerja yang mudah. Lebih gampang karena sudah ada lapangan pekerjaan. Tentu pemerintah harus meningkatkan keahlian pekerja. Memberikan pelatihan pelatihan, sertifikasi pekerjaan yang ditanggun pemerintah. Dalam kontek ini mudah berusaha dan mudah bekerja ini adalah satu kesatuan. Investor yang sudah difasilitasi, diberi syarat tenaga kerjanya harus lokal. Jadi pemeintah juga harus mempersiapkan calon pekerja kita.
Kalau sudah Berusaha mudah, cari kerja mudah, lalu ketiga Mudah Bersekolah; Mudah bersekolah ini memberikan akses keseluruh masyarkat Batam untuk mudah bagi anak Batam untuk bersekolah 12 tahun. Yang jadi tanggaung jawab Batam, sampai SMP. Difasilitasi. Pemerintah memfasilitasi semua sarana dan prasarana. Termasuk juga seragam gratis untuk 2025 nanti. Sama Bang Hardi malah ditambah, transpotasi gratis. Kebetulan beliau basiknya dari Dewan Pendideikan.
Terus bagaimana apa hanya cuma SD dan SMP. Kita ada pemerintah daerah, provinsi, dan pusat. Komunikasi dan koordinasi yang baik antara ketiga pemerintahan ini.
Sehingga terpenuhi hak pendidikan 12 tahun. Kami juga akan memfasilitasi anak anak yang beasiswa untuk mahasiswa. Pemkoa Batam sudah ada MoU dengan 7 universitas unggulan. Jadi tinggal mengembangkan saja.
Terus kemudian, terjadi problem tiap tahun, peneerimaan siswa baru. Solusi selama ini nambah kelas. Kedepan kita akan melibatkan swasta. Kalau solusi cuma nambah kelas, bisa bisa swasta juga tak punya murid. Waktu saya jadi anggota DPRD kita coba buat format kolaborasi dengan swatsa. Paling tidak bisa meringankan. Artinya jangan sampai kita berikan solusi satu sisi, tapi ada hak lain yang tertinggal.
Jika pendidikan mudah, lalu mudah berobat. Pemerintah memberikan akses kepada masyarakat Batam, cukup dengan KTP sudah bisa berobat gratis. Tapi kami akan mencoba mudah berobat itu, kalau lebih dekat lebih bagus. Puskesmas itu posisi di Kecamatan. Kita coba rancang pembantu puskesmas di level Kelurahan. Jadi supaya orang beraobat tidak jauh.
Kalau berobat sudah, yang lalu tinggal mudah beribadah. Pemerintah harus memberikan jaminan kepastian, umat beragama dalam menjalankan ibadanya mendapatkan haknya nyaman, aman. Terus apa yang dilakukan pemerintah punya kewajiban memnfasilitasi, salah satunya memberikan ijin untuk pendirian rumah ibadah. Diberikan kemudahan.
Memang tidak terkunci hanya 5 M tadi. Tapi semua, sepanjang tidak keluar dari peraturan perundang-undangan.
Soal investasi tadi, apa pandangan Nadi, khususnya PSN di Rempang seperti apa?
PSN kebijakan nasional. Tentu ini menjadi atensi pemerintah pusat. Tapi wilahyahnya di Batam. Perinsipnya ktia mendukung. Tapi hal masyarakat harus diperhatikan. Karena ini juga peluang adanya lapangan kerja. Cuma di sisi lain harus ada keseimbangan. Harus memeperhatikan masyarakat sekitar kita. Harus ada dampak positif.
Daerah mendukung, tapi di sisi lain, harus ada dampak positif bagi masyarakt di situ masyarakat kota Batam. Dan ini harus ada jaminan. Supaya hak hak dari masyarakt tidak hilang.
Kalau tangapan Cak Nur, kalau jadi Walikota, teryata tidak ex-offico lagi?
Ya namanya kita pemerintah daerah, kan ada hirarki. Kalau daerah tinggal melaksanakan sesuai kentuan. Kalau status tidak ada masalah. Tapi ingat, kemakmuran kesejahteraan masyarakat Batam itu milik Pemerintah Daerah. Walau pun tidak ex-officio, sepanjang kebijakan BP Batam tidak menyusahkan masyarakt kota Batam tidak apa apa.
Tapi kembali ada dualisme lagi. Sekarang bisa maju karena ex-officio . Jadi bisa kembali lagi seperti dulu?
Pertanyaaannyakan bagaiamana. Ya kalau sudah ketentuannya tidak masalah. Tapi seperti yang saya sebut tadi, kebijakan BP Batam jangan sampai merugikan masyarakat kota Batam. Kalau sudah menyangkut soal kesejahteraan, soal haknya masyarakat Batam, sebagai kepala daerah harus memperjuangkan. Kita tidak akan membiarkan hak masyarakat kita tidak terpenuhi. Akhirnya bsia berhadap-hadapan. Kalau boleh ya tetap ex-officio, itu idealnya. Contohnya sekarang, dengan ex-officio itu memberikan kemudahaan.
Banyak program yang Cak Nur sampaikan. Untuk merealisasikan itu kan butuh biaya. Semua bersumber dari PAD. Bagaimana meningkatkan PAD supaya tercapai seperti yang dicitacita kan NADI?
Kita memang tidak punya suberdaya alam. Semua mengandalkan jasa. Tentu posting pendapat kita yang terbesar itu, pajak daerah dan retribusi. Sebenarnya masih banyak potensi kalau memang bersungguh sungguh mengoptimalkan. Sekarang era digital, seperti pungutan pajak atau retribusi, kalau bisa lakukan dengan online ini bisa meminimalisir kebocoran. Kalau misalkan retrribusi ini bisa nontunai, ini bisa besar. Artinya kita mengoptimalkan semua potensi. Tapi tak kalah pentingnya, kalau bicara mudah berusaha tadi, untuk menarik investor, membuat investor percaya pemerintah. Kita memang harus menciptakan lapangan kerja, menarik investasi sebesar besarnya. Kita evaluasi mana saja potensi yang tidak memberatkan masyarakat.
Ada satu yang belum disampaikan, masalah infrastruktur jalan saat ini. Akan berkelanjutan atau seperti apa?
Di visi kita itu di ujungnya, berklanjutan. Bandar dunia mandani, adil, makmur, berbudaya dan berkelanjutan. Sebelumnya, saya 10 tahun menjabat ketua DPRD ikut menentukan pembangunan Batam, terlibat di situ. Ya artinya, yang baik kita lanjutkan, yang belum selesai kita selesaikan. Saya yakin dan percaya, Mas Rudi (Pak Walikota) soal infrastruktur berani sekali. Ini butuh anggaran yang tidak sedikit. Tapi beliau komitmen, jadi kita dukung itu. Tidak hanya memikirkan hari ini, tapi infrastruktur ini dampak kedepannya sangat berpengaruh. Terutama pada investror. Kalau semua inftastruktur terpenuhi, tidak ada alasan saya untuk tidak menlanjutkan.
Pembangunan infrastrur besar ini, membutuhkan biaya besar. Mungkin dianggaran tahun 25-26 nanti sudah selesai. Nanti kalau sudah selesai dua tahun itu, NADI bangun apa? Kalau yang besar besar sudah diselesaikan Pak Rudi. Tapi saya tidak kuatir. Wajah kota bisa dilihat dari pembangunan yang nampak. Infrastruktur yang ideal. Kalau sudah terpenuhi semua.
Saya beperpikir membangun kota Batam untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran menyasar, yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat di lingkungan RT/RW.
Membangun saran prasarana yang berbasis di RT/RW. Lapangan olahraga standar, taman. Kalau sudah terpenuhi di tingkat RT/RW, ada olahraga, pendidikan, taman bermain, wifi, artinya dibuat nyaman. Saat ini, saat Pak Rudi dan saya ketua DPRD ada istilah PIK, sekarang anggarannya ada Rp2-3 M sesuai luas lingkup kelurahan. Saat ini saja, untuk mencari objek yang mau dibangun sudah susah, karena sudah banyak dibangun. Belum ditambah pokir 50 anggota DPRD Batam, ada pokir anggota DPRD Provinsi 25 orang. Ini bisa selesai semua di tingkat RT/RW.
Jadi nanti yang perlu ditingkatkan lagi adalah membangun kapasitas SDMnya. Buat pelatihan pelatihan. Bisa melahirkan pengusaha mandiri. Dan akhirnya tingkat perekonomian di RT/RW tumbuh.
Soal infrastruktur, sekarang ini dibangun jalan lebar-lebar. Tapi soal perawatan, juga butuh anggaran besar. Apalagi, kenapa bangun jalan lebar tapi tidak ada drainase yang memadai?
Pendapatan kita bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Kalau infrastrutur memadai, akan berbanding lurus dengan perekonomian. Anggaran pemerliharaan harus disipkan.
Soal drainase, ada jalan raya tentu ada jalan air. Kalau ini disebut belum sempurna, nanti kita yang sempurnakan. Ya saya sepakat, itu. Perlu ada drainase yang terintegrasi.
Jangan buang ke laut. Tapi ke waduk. Air baku kita kan bersumber dari air hujan. Terus ada air hujan turun dibuang ke laut, sayang. Tapi harus dioptimalkan dengan teknologi ditampung ke waduk-waduk.
Terakhir, apa yang bisa membuat masyarakt Batam memilih atau menjatuhkan pilihan ke NADI?
Walikota Batam itu jabatan. Tugas Walikota Batam adalah mengatur dan melayani. Saya hanya punya kemauan memberikan pelayanan. Melayani dengan hati, memberikan Batam Mudah. Kami akan memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakt kota Batam seusai yang dibutuhkan seusai yang diperlukan dengan Mudah. Ini ada bentuk komitmen, dibutuhkan konsistensi yang kuat, untuk pelayanan yang Mudah bagi Masyarkat Batam dalam bentuk apapun. Dengan kewenangan Walikota akan memberikan kemudahan-kemudahan.
Termasuk kemudahan masyakat yang belum mendapatkan aliran air bersih?
Ya bahasanya Mudah. Semua mudah. Bisa dicapai kalau ada komitmen. Ada kemauan. Yang sulit itu tidak ada kemauan. Jadi kalau ada kemauan pasti akan jadi mudah.
Ada satu hal yang paling penting untuk masyarakat untuk berpartisipasi di Pesta Demokrasi. Kalau ingin punya pemimpin yang ideal. Yang memberikan nurani dalam memberikan pelayanan. Terlihat dari masyarat memilihnya, kalau muslim begini membaca bismillah. Saya berniat memilih walikota Batam nomor satu karena Allah swt, karena Tuhan yang maha Esa. Karena nomor satu itu simbol, keberadaan Tuhan. Setiap orang yang hidup pasti tujuan kepada yang satu, yang Esa, itu adalah Tuhan.
Jangan lupa tanggal 27 November kalau memilih Walikota nomor satu karena Allah, Tuhan yang Maha Esa. (***)