
Posmetrobatam.co: Daerah Aliran Sungai (DAS) di samping Baloi Apartement, Baloi Indah, Lubukbaja ditimbun puing-puing bekas bangunan, sehingga terjadi pendangkalan dan penyempitan aliran sungai.
Akibatnya, banjir selalu dialami warga Kezia Residence yang berada di seberang Baloi Apartement yang merupakan proyek PT PKP.
“Saya juga kasihan dengan warga Kezia (Residence) itu. Bila turun hujan selalu banjir,” ujar Pakdi, warga Permata Regency yang se-areal dengan Baloi Apartement, Rabu (7/5).
Katanya, lebar aliran sungai yang sebelumnya sekitar 30 meter itu, kini hanya tersisa sekitar 2,5 meter hingga 3 meter. Secara membabibuta, puing-puing bekas pembangunan ditimbunkan di pinggir aliran sungai itu. Puing-puing itu menumpuk di pinggir sungai sepanjang sekitar 300 meter hingga 500 meter, mulai dari bangunan Baloi Apartement hingga ke deretan belakang rumah warga Perumahan Permata Regency yang berbatasan dengan sungai tersebut.
Anehnya, hingga kini perintah Wawako dan Waka BP Baam, Li Claudia Chandra untuk dilakukan normalisasi sungai itu belum dilaksanakan.
Seperti diketahui Li Claudia Chandra, mengadakan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi penimbunan Sungai Permata Baloi pada Selasa 25 Maret 2025.
Sidak ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap laporan masyarakat tentang banjir yang merendam rumah warga akibat penimbunan di kawasan tersebut. Li Claudia memerintahkan normalisasi sungai segera dilakukan.
Pantauan di lokasi, Rabu, spanduk penolakan penimbunan sungai itu masih terpasang, warga berharap timbunan yang terdiri dari puing-puing bekas bangunan yang diduga berasal dari bangunan apartemen dan rumah warga itu diangkat lagi. Selain Baloi Apartement, juga terlebih dahulu berdiri Apartement Permata Residence tepat di samping Baloi Apartement.
Dampak dari banjir itu dirasakan oleh 30 kepala keluarga di Kezia Residence wilayah RT05/RW06.
“Karena selalu banjir, dinding rumah warga sampai retak-retak,” ujar Joni Anton. Security Kezia Residence seraya menyebutkan penimbunan itu dimulai sejak Februari 2025.
“Hingga sekarang belum dilakukan normalisasi. Padahal bu Lu Claudia sudah minta dinormalisasi lagi,” kata Joni di lokasi.
Sementara itu, Alex, pihak manajemen dari PT PKP yang berusaha dikonfirmasi di kantornya di bilangan Jodoh, Rabu (7/5) tidak berhasil ditemui. “Tak ada pak. Sudah pulang, kalau tadi ada.Coba tanya langsung ke tempat proyek di sana,” ujar Heru, security PT PKP.(red)