Posmetrobatam.co: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dinas KP2) Kota Batam, fokus untuk mengembangkan 80 Kelompok Wanita Tani (KWT) pada tahun 2025 untuk mendukung ketahanan pangan rumah tangga.

Kepala Dinas KP2 Kota Batam, Mardanis menjelaskan program ini berfokus pada pemberdayaan pekarangan melalui program Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) yang sebelumnya disebut Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

“KWT ini bertujuan untuk menambah pendapatan sekaligus mengurangi pengeluaran rumah tangga. Ibu-ibu diajak menanam kebutuhan dapur, seperti cabai, lengkuas, dan daun jeruk. Dengan demikian, setiap keluarga bisa menghemat sekitar Rp600 ribu per bulan dari kebutuhan dapur,” ujarnya saat dihubungi, di Batam, Rabu (4/12).

Program ini bertujuan mendukung ketahanan pangan keluarga sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, terutama untuk ibu-ibu rumah tangga.

BACA JUGA:  Ketua PHRI Keluhkan OTA Asing, Tidak Bayar Pajak dan Bebani Hotel Domestik

Proses pelaksanaan program ini sudah dimulai dengan verifikasi kelompok tani di seluruh kecamatan, Bidang Pertanian Dinas KP2 juga menargetkan pelatihan bagi anggota KWT sebelum program berjalan penuh di awal tahun 2025.

“Saat ini kami sedang memverifikasi KWT di berbagai kecamatan, agar pada awal tahun pelatihan sudah dimulai. Sebelum mendapatkan bantuan, mereka juga harus mengajukan proposal, baru kami tinjau ulang di lapangan untuk melihat kelayakan kelompok tersebut,” kata dia lagi.

Dari total 80 KWT yang akan dibina pada 2025, sebanyak 16 kelompok berasal dari usulan Pokok Pikiran (Pokir) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam, sementara 64 kelompok lainnya didanai dari Rencana Kerja (Renja) Dinas KP2.

BACA JUGA:  Bos PT BRB Tersangka, Konsumen Kirim Papan Bunga ke Polresta Barelang

“Untuk 16 kelompok dari pokir, 64 kelompok dari renja dinas, semoga sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Bantuan yang disalurkan akan berbeda, dari pokir mencakup dukungan lebih lengkap seperti untuk hidroponik, bibit, dan sarana budidaya lainnya. Sementara bantuan dari renja difokuskan pada penyediaan benih, pupuk,” kata Mardanis.

Peningkatan jumlah KWT yang dibina pada 2025 ini signifikan dibandingkan tahun 2024, dengan hanya enam kelompok yang mendapatkan bantuan.

Melalui program ini Dinas KP2 tidak hanya memberikan pelatihan dan bantuan sarana, tetapi juga menanamkan kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.(ant)