Film balas dendam berbalut aksi baku hantam dan pertumpahan darah yang begitu vivid memang punya pasarnya sendiri. Tak peduli seperti apa plot ceritanya, ada kepuasan sendiri yang diperoleh para penggemarnya dari film sejenis ini.
Aktor Dev Patel rupanya salah satu sosok yang tertarik dengan karya sejenis. Mengambil peran debut sebagai sutradara sekaligus lakon utama, Patel menyuguhkan sebuah film action berjudul Monkey Man yang sudah tayang di bioskop Tanah Air pada 29 Mei pekan lalu.
Film ini sejatinya sudah tayang lebih dulu di beberapa negara lain pada April 2024. Bagi para penggemar film, Monkey Man adalah salah satu film yang cukup ditunggu karena beberapa adegannya dilakukan di Indonesia.
Monkey Man menceritakan sebuah misi balas dendam seorang pemuda tanpa nama (Dev Patel) yang menaruh dendam kesumat kepada sekelompok orang kalangan atas yang menghancurkan kampung halamannya dan membunuh ibunya. Menggunakan tenaga aparat kepolisian, orang-orang yang membumihanguskan kampung sang pemuda rupanya adalah utusan seorang guru spiritual yang sangat dikultuskan.
Terinspirasi dari kisah Hanoman dari mitologi India yang harus melewati berbagai jenis siksaan luar biasa sebelum akhirnya dikenal sebagai penyelamat dunia, sang pemuda memulai misi balas dendamnya dari menjadi seorang petarung bayaran dan menggunakan topeng kera untuk menyembunyikan wajah aslinya.
Dari situ, sang pemuda yang kemudian menggunakan nama samaran sebagai Bobby perlahan-lahan menyusup masuk ke dalam lingkaran orang-orang yang ikut andil menghancurkan masa kecilnya tersebut.
Di sinilah sang manusia monyet memulai aksi balas dendamnya.
Sebagai karya perdana, Dev Patel jelas layak mendapat acungan jempol sebagai sutradara dan produser. Mengedepankan unsur kasta atau strata sosial yang begitu kental di India, Patel benar-benar bisa menyuguhkan bagaimana upaya keras yang harus ditempuh kaum Sudra yang hendak menghukum kaum Brahmana dan Ksatria yang sudah bertindak sewenang-wenang.
Suasana film Monkey Man yang begitu gelap dan suram juga sukses mewakilkan suasana hati si lakon utama yang begitu kalut dengan api balas dendam namun di sisi lain juga terkesan tanpa harapan untuk melaksanakan misinya.
Adegan action yang menjadi core dari Monkey Man juga sangat layak dikatakan menghibur. Koreografi beladiri film ini memang tidak seindah dan se-smooth John Wick atau The Raid, namun dari perspektif lain, justru di sinilah digambarkan bagaimana seorang yang tidak punya bekal apapun selain amarah yang membara bisa bertarung dengan buas layaknya monyet di hutan dan membantai orang-orang yang menghalanginya. Tanpa skill, tanpa teknik, murni kebrutalan dari insting hewan yang menggelegak.
Meski film ini terkesan seperti film one man show karena dibuat dan diperankan oleh Patel, hal itu tidak menafikkan fakta bahwa aktor dan aktris lain yang terlibat di dalamnya juga sukses memainkan peran mereka masing-masing dengan amat bagus. Pada akhirnya, sama sekali tidak ada kesan narsistik Patel dalam Monkey Man.
Secara keseluruhan, Monkey Man adalah sebuah film yang layak disaksikan bagi pecinta film laga. Bagi Anda yang menyukai film laga dengan aksi pertarungan berdarah berbahan bakar balas dendam sebagai motif utama, film ini jelas bisa memuaskan Anda. (jpg)