Pinang, Posmetrobatam.co: Hingga triwulan II 2025, realisasi investasi di Kepri mencapai Rp28 triliun, dari target rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) sebesar Rp39 triliun, dan target investasi nasional sebesar Rp57 triliun.
“Kami optimistis dapat mengejar target investasi nasional di triwulan III atau IV, karena ada beberapa investor baru masuk untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, dan pengembangan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) Galang Batang, dengan nilai investasi besar,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kepri, Hasfarizal Handra, Selasa (2/9).
Hasfarizal menjelaskan, per triwulan II 2025, capaian investasi di Kepri didominasi penanaman modal asing (PMA) yang sebesar Rp19,8 triliun, dengan 4.300 perusahaan.
Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp8,3 triliun, dengan 14.486 perusahaan.
Ia menyampaikan ada lima sektor investasi paling besar di Kepri, meliputi industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.
Kemudian pertambangan, lalu transportasi gudang dan telekomunikasi, berikutnya perumahan kawasan industri dan perkotaan, serta industri kimia dan farmasi.
Sementara, untuk realisasi investasi PMA berdasarkan kabupaten/kota se-Kepri pada triwulan II 2025, antara lain Kota Batam Rp4 triliun, lalu Kabupaten Bintan Rp204 miliar, Kabupaten Karimun Rp154 miliar, Kabupaten Anambas Rp9 miliar, Kabupaten Lingga Rp33 miliar, Kabupaten Natuna Rp2 miliar, dan Kota Tanjungpinang Rp168 miliar.
Adapun realisasi PMA di Kepri triwulan II 2025 berdasarkan lima negara terbesar, yakni Singapura sebesar 478 ribu dolar AS, lalu Hong Kong 82 ribu dolar AS, Jepang 24 ribu dolar AS, Tiongkok 17 ribu dolar AS, dan Malaysia 16 ribu dolar AS.
“Realisasi investasi PMA di Kepri per triwulan II 2025 masuk sepuluh besar tertinggi dari total 34 provinsi se-Indonesia,” ungkapnya.
Hasfarizal melanjutkan Kepri menjadi salah satu primadona investasi di tanah air, karena letaknya yang strategis dan berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, hingga Thailand.
Pemprov Kepri terus menggenjot investasi sebagai salah satu motor penggerak ekonomi daerah dan nasional, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemprov ialah dengan mengesahkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi guna mendorong laju investasi di provinsi tersebut.
“Melalui perda itu, pemprov akan memberikan insentif fiskal maupun nonfiskal kepada investor yang akan menanamkan modalnya di Kepri, termasuk jaminan kepastian hukum bagi para investor,” demikian Hasfarizal.(ant)