BATAM, POSMETROBATAM.CO: Pelayanan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Batam kerap membuat warga kesal dan emosi. Parahnya, sudah 2 hari ini aliran air di beberapa kecamatan di Kota Batam mati.
Imbasnya, banyak warga yang merasa sengsara. Wastafel dapur mereka dipenuhi piring kotor. Sedangkan kamar mandi menjadi tumpukan kain kotor. Tidak hanya itu saja, toilet warga pun sudah sangat bau hingga mengundang kedatangan lalat.
Nah, apa yang dirasakan warga saat ini sudah hal biasa bagi warga Perumahan Rindang Village, Kecamatan Batuaji. Sebab di permukiman padat penduduk ini sudah sering mati air, bahkan bisa dikatalan tiap hari.
“Selama ini kami sudah banyak bersabar. Air hanya hidup mulai malam sampai pukul 04:30 WIB,” kata Rio, warga Rindang Village, kemarin.
Menurut Rio, warga Perumahan Rindang Village sudah sering menyampaikan komplain ke pengelola air di kota Batam. Bahkan warga pernah geruduk kantor PT. Moya Indonesia di kawasan Batuaji untuk menuntut agar air di komplek mereka mengalir dengan lancar.
“Setelah mendatangi kantor PT Moya, air di komplek kami mengalir lancar selama 1 bulan,” tegas Rio.
Namun bulan berikutnya, lanjut Rio, air di Perumahan Rindang Village menetes. Bahkan di beberapa rumah lainnya ada yang sama sekali tidak mengalir di saat siang hari. Inilah yang membuat warga merasa kesal.
“Padahal bayar air lancar terus, tidak pernah menunggak, tidak tahu lagi mau berbuat apa,” sebutnya.
Untuk itu, Rio berharap agar pengelola air di Kota Batam di bawah naungan BP Batam lebih peduli lagi kepada warga atau konsumennya. Karena memang air ini menjadi sumber utama dalam kehidupan.
“Warga lainnya sudah pada komplain dan emosi, padahal baru dua hari mati air. Sedangkan kami tiap hari mati air, jadi kami sudah biasa kalau air mati,” pungkasnya.
Hal yang sama juga dirasakan masyarakat Tanjunguncang, Batuaji. Bagi warga di sana, air mati seperti saat ini tidak terlalu berpengaruh. Itu semua karena air di kawasan Tanjunguncang sering mati air.
“Kalau warga lainnya merasakan emosi karena mati air, kami sudah sering mengalaminya, makanya slow aja kami, tapi kami harap supaya pengelola air di Kota Batam segera meningkatkan kinerjanya,” sebut Leo, warga Tanjunguncang.
Bahkan paling mirisnya, beberapa Perumahan di Kawasan Tanjunguncang pernah memajang papan bunga yang bertuliskan “Turut Berduka Cita Atas Matinya Air di Tanjunguncang”.
Di sejumlah perumahan di Sekupang juga merasakan aliran air bersih itu mampet tiap hari. Seperti di Perumahan Taman Sari Hijau, Tiban Baru, yang aliran airnya mati tiap hari. Parahnya, air hidup malam hari mulai 23.00 hingga jam 05.00 wib.
“Tiap hari begadang hanya nunggu air hidup. Nyuci pakaian pun dinihari karena pagi hari air mati. SPAM Batam cuna janji-janji memperbaiki layanan. Coba jika kalian ada di posisi kami,” kata Iwan.
Kondisi ini sudah berjalan bertahun-tahun. Apalagi sejak PT Moya Indonesia beroperasi. Anehnya. Meski pelayanannya jelek, sepertinya tidak ada upaya pihak BP Batam memberi teguran kepada mitranya tersebut.
“Di perumahan kami tiap hari mati air. Tapi kata Pak Rudi pelayanan air bersih mau diperbaiki, tapi sampai sekarang di Taman Sari Hijau airnya tiap hari mati. Terutama di pinggir bukit RW4,” papar Iwan.(jho/waw)